Selasa, 12 Agustus 2014

Kebijaksanaan Mencintai

Anyone can love a rose
but it takes a great deal to love a leaf
it's ordinary to love the beautiful
but it's beautiful to love the ordinary

Semua orang dapat mencintai setangkai mawar 
namun butuh usaha luar biasa untuk mencintai sehelai daun
Mencintai hal yang indah itu sangat biasa
namun mencintai hal yang biasa itu baru indah

by. Eva

Rabu, 30 April 2014

Perbedaan UN 2014 Dibanding Tahun Lalu

Ujian nasional yang akan digelar pada Mei 2014 mendatang jauh berbeda dengan ujian nasional pada tahun 2013 lalu.
Seperti diungkapkan oleh Sekretaris BSNP Tengku Ramli pada saat memberikan materi sosialisasi UN untuk Dispendik seluruh kab/kota se Provinsi Bengkulu menurutnya ada 10 perbedaan UN tahun 2014 dibandingkan dengan UN 2013 lalu.
“Pertama dari sisi komposisi nilai sekolah dimana tahun ini komposisi nilai sekolah terdiri atas 70 persen nilai rapor dan 30 persen nilai ujian nasional,” katanya, Jum’at (21/3) di ruang sidang Dispendikprov Jl. May Jend S. Parman No 7 Kota Bengkulu.
Lalu kata dia jika peran BSNP pada UN 2013 lalu menjadi penyelenggara dan pelaksana maka di tahun 2014 ini  BSNP hanya menjadi penyelenggara saja.
“Perbedaan ketiga yakni perguruan tinggi tidak lagi berperan dalam pelaksanaan UN tetapi berperan dalam pengawasan UN SMA/MA, SMK, Paket C, dan paket kejuruan ditingkatkan,” tambahnya.
Kemudian kata dia perbedaan ke empat yakni LPMP dilibatkan dalam pengawasan SMP dan SMA sederajat.
“Untuk jadwal juga berubah dimana pelaksanaan UN tahun ini hanya 3 hari dengan dua mata pelajaran setiap hari kemudian jadwal UN paket C selama 3 hari dengan dua sampai tiga mata pelajaran setiap hari,” katanya.
Perbedaan ketujuh yakni pemanfaatan hasil UN sepenuhnya dijadikan pertimbangan masuk PTN. “Kalau dulukan belum sepenuhnya dijadikan pertimbangan masuk PTN,” katanya.
Perbedaan ke delapan UN SD/MI ditiadakan dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam bentuk ujian sekolah/madrasah.
“Perbedaan terakhir yakni jumlah pengawas satuan pendidikan dimana jumlah pengawas bertambah dengan background dari perguruan tinggi atau LPMP,” tutupnya.(Sey)
sumber : http://www.bengkuluonline.com/author/serli

Selasa, 29 April 2014

Galeri (kegiatan Outing Class )


 Outing Class SMP IT Ash-Shiddiq (kelas VII & VIII)17 April 2014, Museum Zoologi Bogor & Taman Anggrek




                                                                                   





Setelah capek keliling Museum istirahat dulu yuk di rumput hijau...:)
Lima serangkai : pa wandi, pa didin, pa Oo, pa wanto, pa Roji


Selasa, 04 Juni 2013

10 SMP dengan Nilai UN Terbaik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendikbud Mohammad Nuh mengumumkan 10 SMP yang berhasil meraih rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) murni tertinggi pada tahun ajaran 2012-2013.
"Seperti biasa, tiap tahunnya ada 10 sekolah yang mendapatkan rata-rata nilai UN murni tertinggi. Lima di antaranya dari DKI Jakarta," kata Nuh di Jakarta, Jumat (31/5).
SMP yang berhasil mencapai nilai rata-rata UN murni tertinggi yaitu:
1. SMP Negeri 1 Magelang, Jawa Tengah, dengan nilai rata-rata UN murni mencapai 9,14.
2. SMP Negeri 115 Jakarta Selatan dengan nilai 9,11 
3. SMP LabSchool Kebayoran Jakarta Selatan dengan nilai 9,08.
4. SMPN 1 Lamongan, Jawa Timur dengan nilai 9,06.
5. SMPN 1 Tanjungbumi, Jawa Timur dengan nilai 9,05.
6. SMPN 1 Denpasar, Bali dengan nilai 9,05.
7. SMP Kanisius Jakarta Pusat 9,03.
8. SMP Kristen 2 Penabur 9,01. 
9. SMPN 49 Jakarta Timur 8,98.
10. SMPN 1 Surabaya dengan nilai 8,97.
Selanjutnya, Nuh mengatakan ada beberapa sekolah yang meraih nilai UN murni lebih tinggi dari nilai rata-rata sekolah.
"Kami beri penghargaan tinggi kepada sekolah-sekolah yang rata-rata nilai UN murninya lebih tinggi dari rata-rata nilai sekolah," katanya.
Dia menyebutkan beberapa sekolah yang dimaksud, antara lain SMP Kasih Karunia yang meraih nilai rata-rata murni UN sebesar 8,6 dan nilai rata-rata sekolah 7,8. Kemudian, SMP Nurul Urum, Sampang yang meraih nilai rata-rata murni UN sebesar 8,76 dan nilai rata-rata sekolah 7,09.
Mendikbud mengatakan rata-rata nilai sekolah dari seluruh SMP di Indonesia adalah 8,2. Sementara itu, nilai rata-rata UN murni SMP sederajat tahun ini adalah 6,1, yakni turun sebanyak 1,37 poin dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 7,47.
Menurut dia, nilai rata-rata UN murni SMP sederajat yang turun itu disebabkan komposisi soal UN yang sulit meningkat sebesar 10 persen pada UN tahun ini dibanding soal UN SMP pada tahun ajaran 2011-2012.

Senin, 03 Juni 2013

Walau apapun kita..


Memiliki sebuah jabatan adalah sebuah amanah . Sebagian orang meminta jabatan, jika kita tahu akan beratnya amanah tersebut maka tak seorangpun yang menginginkanya.  karena tanggung jawabnya bukan hanya di dunia tetapi juga kelak di akhirat.

Menjalankan kebaikan-kebaikan setelah mendapat amanah memang tidak salah,  tapi kalau yang demikian memilki niat ‘tersembunyi’ maka itulah masalahnya. Ada orang yang sebelum mendapatkan jabatan ia tidak mau berbuat apa-apa, hanya menunggu dan menunggu... Namun begitu mendapat jabatan ia baru berbuat.

Ibarat kita menjadi rumput,  kita bisa menyerap air yang ada di tanah, menjadi akar kita bisa menguatkan pohon, menjadi sebuah batang kita bisa menjadi penyanggah ataupun kita laksana daun yang memberikan kerindangan. Itulah seharusnya diri kita, mau jadi apapun kita, harusnya kita bisa memberikan kontribusi.

Allah tidak memandang siapa kita,  apakah kita orang kaya ataupun miskin. Allah tidak melihat itu semua. Tetapi yang menjadi perhatian Allah adalah amal sholeh kita (tentunya dengan niat ikhlas) ,seberapa banyak amal-amal kebaikan yang kita miliki itulah menjadi tabungan kita di akhirat kelak, jadi…. jangan menunggu kita menjadi siapa, tapi mulailah berbuat. Walau apapun kita..

Riswanto (Wa.Kepsek/ Guru IPA SMP IT Ash-Shiddiq)

Rabu, 29 Mei 2013

Kita bukan pengikut Nietzce !

Barangsiapa meninggalkan ucapan yang tidak perlu, maka dia akan diberi hikmah. Begitulah kalimat Umar Bin Khattab. Sederhana, tapi tidak mudah untuk diaplikasikan. Terkadang kita memang lebih suka memperkerjakan lisan daripada kedua telinga. Kita lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Memang, Berbicara itu menyenangkan!
Ada banyak peristiwa di sekitar kita, bermula dari ucapan. Perselisihan, salah paham, perbedaan dan beragam peristiwa lain. Karena begitulah hidup, beragam, terdiri dari berbagai macam sifat, tidak mungkin kalau harus memaksakan kehendak hanya untuk sama.
Pada banyak peristiwa itu, peran yang seharusnya dimainkan oleh manusia adalah tidak menjadikan kerikil menjadi sebuah batu besar, apalagi membuatnya nampak seperti gunung. Perselisihan kecil, tak perlu dibesar-besarkan. Perbedaan besar, jangan pula diapi-api sehingga membakar.
Tapi kadang, kita memang sering tergoda untuk berlebihan. Dan bisa jadi saya sendiri sering terjebak dan lalai, melakukannya.
Sekali lagi, Berbicara memang menyenangkan, terlebih bila dibumbui dengan ketidak benaran. Mungkin itulah yang terjadi pada kehidupan kita sekarang, kebohongan merebak dimana-mana. Begitulah yang terjadi bila masyarakat dibiarkan belajar kepada selain Islam, seperti kata Frederich Nietzche, dia mengatakan, bagaimanapun kebohongan adalah sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan. “Lies are necessary to life,” begitu kata Nietzche.
Tetapi, kita harus tegaskan pada diri kita bahwa Kaum Muslim itu tak mengikuti Nietzche, Kita bukan pengikut Nietzce!
Mari mengingat kisah tentang Ka’ab bin Malik yang tak turut dalam perang Tabuk. Dalam kitab Riyadhus Shalihin diriwayatkan, Ka’ab sendiri berkata, “Aku tak pernah menemukan diriku sesiap ini, aku tidak pernah menemukan diriku sekuat ini.” Ia merasa sangat siap dan kuat untuk berangkat ke perang Tabuk. Tapi perjalanan perang itu ia tunda-tunda, dan akhirnya ia batal untuk bergabung dengan pasukan Muslimin lainnya.
Ketika Rasulullah dalam perjalanan pulang ke Madinah, hatinya berdebar-debar. Mempersiapkan alasan-alasan yang akan ia jadikan hujjah mengapa tak turut berjuang di jalan mulia. Segala alasan telah ia kumpulkan, “Aku adalah lelaki dengan lidah yang tajam. Niscaya jika aku kemukakan alasan, Rasulullah akan menerimanya.” Persiapan kebohongan itu, ternyata tidak membuatnya bahagia. Akhirnya Ka’ab berterus terang, ia tak punya alasan ketika tak turut berperang.
Andai saja ia dusta, tentu ia tak dihukum demikian rupa. Selama berhari-hari ia dikucilkan, bahkan oleh istrinya sendiri. Tatapan matanya tak pernah bertemu dengan tatapan mata Rasulullah, lelaki yang paling dicintainya. Salamnya tak pernah dibalas oleh penduduk Madinah. Bumi yang luas, ia rasakan menjadi sempit menghimpit. Itulah yang harus dibayar untuk sebuah kejujuran.
Tapi ketika firman Allah turun, “Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah melainkan kepada-Nya saja. Kemudian, Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. at Taubah:118)
Ka’ab belum pernah merasakan hatinya bahagia, seperti kebahagiaannya saat ayat ini diturunkan sebagai tanda penerimaan atas taubatnya.
Apakah kita akan menukar ridha Allah dengan ucapan yang terus kita ada-adakan dalam kehidupan kita? Mungkin saat ini kita bahagia, tapi tak akan ada manusia yang mampu menipu dirinya sendiri, terlebih menutupi kebohongannya di depan Allah Subhanahuwata’ala.

Ustadzah Rukoyyah
(Guru Kuttab Al-Fatih Depok)

Senin, 13 Mei 2013

Selamat Jalan Hafidzoh...


Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. 
Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fuanha.
Kami keluarga besar SMP IT Ash-Shiddiq turut berbela sungkawa atas meninggalnya rekan seperjuangan kami,  ibu Asyuro binti daud , setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya (kanker kelenjar getah bening) akhirnya beliau menghembuskan nafas yang terakhir pada hari sabtu (11/5)  pukul 16.45 wib di kediaman beliau di jalan bambu kuning, marunda Jakarta Utara.
Sejak tahun 2006 hingga tahun 2010 beliau telah mengajar di sekolah ini, dan menjadi assabiqunal awwalun dalam merintis berdirinya SMP IT pertama di Jakarta Utara. Sebagai seorang hafidzoh kontribusi beliau dalam menggerakkan program Hafalan Qur’an ( Tahfidz ) cukup besar, terbukti dari banyaknya anak didik yang sekarang telah menjadi alumni memiliki hafalan dan bacaan Qur’an yang membanggakan.
Kegigihan beliau dalam membangun Ruh Qur’an terlihat saat terakhir kali beliau berkunjung ke sekolah, meskipun dalam keadaan sakit beliau tetap menyempatkan diri untuk mengisi acara Pesantren kilat Ramadhan tahun yang lalu (2012). Saat itu beliau memberikan tausiyah tentang bagaimana berinteraksi dengan Al-Qur’an. Kepada kami (rekan mengajar) sekaligus murid beliau dalam menghafal Qur’an, tak pernah sungkan dalam memberikan tausiyah, “Mau dibawa kemana sekolah ini, jika para gurunya jauh dari Al-Qur’an?” pesan beliau di sela-sela halaqoh Qur’an.
Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT dan semoga keluarga yang ditinggalkannya dikaruniai ketabahan dan kesabaran...
Selamat jalan hafidzoh…Semoga Allah menempatkanmu pada kedudukan yang terbaik, sebagaimana janji-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Faathir : 29-30)